Gerak Maju Kurikulum Indonesia

Kamis, 22 Mei 2025 17:47 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Kurikulum Indonesia
Iklan

Di Indonesia, kurikulum mengalami perubahan dari masa ke masa, baik dari tinjauan segi perubahan filosofis, sosiologis, politis, historis.

***

Kurikulum merupakan sarana dalam mencapai tujuan pendidikan sekaligus menjadi pedoman dalam pelaksanaan proses pembelajaran di setiap jenjang pendidikan guna mengembangkan kualitas dan potensi peserta didik. Di Indonesia, kurikulum sering mengalami perubahan dari masa ke masa, baik dari tinjauan segi perubahan filosofis, sosiologis, politis, maupun historis. Hal ini bisa terjadi untuk memperbaiki pendidikan, serta menyesuaikan dengan kebutuhan global dan masyarakat.

Adapun perubahan kurikulum dari masa ke masa, yakni:

1. Kurikulum Rentjana Pembelajaran (1947): kurikulum pertama pasca kemerdekaan dengan 16-19 bidang studi, menggunakan Bahasa Indonesia sebagai pengantar, bertujuan memenuhi kebutuhan nasional.

2. Kurikulum Rentjana Pelajaran Terurai (1952): Penyempurnaan kurikulum sebelumnya dengan rincian mata pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari; guru mengampu satu mata pelajaran.

3. Kurikulum Rencana Pendidikan Sekolah Dasar (1964): Fokus pada program Pancawardhana yang mengembangkan cipta, rasa, karsa, karya, dan moral; pembelajaran menekankan pengetahuan dan keterampilan praktis.

4. Kurikulum 1968: Mengorganisasi mata pelajaran secara berkelompok; penjurusan dilakukan di kelas II SMA dengan jurusan A, B, dan C.

5. Kurikulum 1975: Menekankan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; guru banyak tugas administratif; pengaruh Teori Gestalt yang menekankan latihan hafalan setelah pemahaman.

6. Kurikulum 1984: Berorientasi pada tujuan instruksional dengan pengalaman belajar yang fungsional dan efektif; tujuan pembelajaran dirumuskan terlebih dahulu sebelum memilih materi.

7. Kurikulum 1994: Materi disesuaikan dengan psikologi perkembangan anak; pembelajaran matematika kontekstual dengan soal cerita untuk mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari.

8. Kurikulum Berbasis Kompetensi (2004): Fokus pada pencapaian kompetensi siswa secara individual dan klasikal melalui pengalaman belajar bermakna; penerapan yang fleksibel sesuai kebutuhan peserta didik.

9. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006): Kurikulum disusun oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik dan potensi daerah.

10. Kurikulum 2013: Penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya dengan pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara seimbang; diatur dalam Permendikbud No. 81A/2013 dan diperbarui Permendikbud No. 104/2014.

11. Kurikulum Merdeka (2019): Penyempurnaan Kurikulum 2013 oleh Nadiem Makarim dengan empat kebijakan utama: mengganti USBN dengan asesmen internal, mengganti Ujian Nasional dengan AKM dan Survei Karakter, menyederhanakan RPP, dan memberikan fleksibilitas dalam PPDB.

 

Adapun problematika yang terjadi pada kurikulum Indonesia, yaitu:

1. Kurikulum 1947: Kurikulum ini belum menekankan pada pengembangan cara berpikir kritis. Fokus utamanya adalah pada pembentukan karakter dan kemampuan bersosialisasi. Oleh karena itu, mata pelajaran yang diajarkan berkisar pada tema revolusi, politik, dan sikap kebangsaan.

2. Kurikulum 1952: Pembelajaran dalam kurikulum ini hanya mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari, tanpa pendekatan konseptual yang mendalam.

3. Kurikulum 1964: Kurikulum ini mendapat kritik dari kalangan pendidik karena dianggap terlalu kental dengan pendekatan sistem pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila.

4. Kurikulum 1968: Cenderung bersifat teoritis dan belum memperhatikan kebutuhan praktis peserta didik, sehingga pembelajarannya dianggap kurang aplikatif.

5. Kurikulum 1975: Meskipun kurikulum ini berupaya meningkatkan efektivitas pendidikan, para guru mengkritiknya karena tuntutan administratif yang tinggi, seperti kewajiban merinci setiap tujuan pembelajaran.

6. Kurikulum 1984: Sering disebut sebagai penyempurnaan dari kurikulum 1975. Kurikulum ini menempatkan siswa sebagai subjek aktif melalui kegiatan observasi, diskusi, dan pelaporan. Namun, implementasinya dinilai kurang efektif karena sering terjadi konflik antar siswa dalam kegiatan kelompok.

7. Kurikulum 1994: Mencoba memadukan antara proses dan tujuan pembelajaran. Akan tetapi, penerapan perpaduan ini belum berhasil, bahkan menimbulkan protes karena dinilai membebani siswa dengan materi yang terlalu banyak.

8. Kurikulum 2004 (KBK): Mengusung pendekatan berbasis potensi, dengan harapan setiap siswa mampu mencapai kompetensi yang telah dirancang. Namun, muncul pertanyaan mengenai kejelasan ukuran pencapaian hasil belajar siswa dalam praktiknya.

9. Kurikulum 2006 (KTSP): Menekankan pada pengembangan kompetensi dasar oleh guru yang disesuaikan dengan kondisi sekolah dan daerah. Penyusunan kurikulum menjadi tanggung jawab masing-masing sekolah di bawah bimbingan dinas pendidikan daerah. Namun, variasi kualitas pelaksanaan antar sekolah masih menjadi tantangan.

10. Kurikulum 2013 (K13): Berbasis kompetensi dengan tujuan agar peserta didik menguasai sejumlah kompetensi tertentu. Meski demikian, proses pembelajaran masih perlu diarahkan agar siswa benar-benar mampu mencapai tingkat kompetensi minimal secara merata.

11. Kurikulum Merdeka: Fokus pada minat dan fase perkembangan peserta didik, serta pengembangan kompetensi secara individual. Namun, hingga kini masih banyak sekolah yang belum siap untuk mengimplementasikan kurikulum ini secara optimal (Mendikbud Ristek Nadiem Makarim, 2022).

 

Daftar Pustaka

1. Adam, A., & Wahdiah. (2023). Analilis Dinamika Perkembangan Kurikulum di Indonesia. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan.

2. Ahmad, S. F. (2022). Problematika Implementasi Kurikulum dan Pembelejaran Pendidikan Karakter Di Indonesia. Journal Education of Indonesia Language.

3. Alhamuddin. (2014). Sejarah Kurikulum Di Indonesia. Neliti.

4. Dian, F. (2023). Kurokulum Merdeka dalam Pendidikan Modern. Jurnal Inovasi Edukasi.

5. Ervia, E., Harahap, R. D., & Chastanti, I. (2024). Analisis Perkembangan Kurikulum Biologi dari kurikulum 1984 Sampai dengan Kurikulum Merdeka. Didaktika: Jurnal Kependidikan.

6. Sari, E. C. (2022). KURIKULUM DI INDONESIA: TINJAUAN PERKEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN. Inculco Journal of Christian Education.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Dzikra Mufti

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler

Artikel Terbaru

img-content
img-content
img-content
Lihat semua

Terpopuler di Pendidikan

Lihat semua